Selasa, 22 Februari 2011

TIPS MEMASAK

Berikut adalah beberapa
TIPS buat dapur WANITA


  • Jika membuat burger, buatlah ditengah-tengah burger tadi lingkaran kecil sekitar 1 cm. Lingkaran ini berguna agar burger dapat matang dengan sempurna karena dimasak dari dua arah (luar dan dalam).
  • Memasak ayam yang sudah dipotong-potong, mulailah dari daging ayam yang berwarna lebih gelap karena warna gelap biasanya matangnya lebih lama dibanding yang berwarna putih. Dengan demikian, ayam matang secara bersamaan.
  • Sebelum memasak ikan, jangan lupa oleskan jeruk. Air jeruk membuat ikan tambah lezat dan tak berubah warna saat digoreng.
  • Agar kentang atau nasi terasa nikmat dan juga air rebusan tidak tumpah kemana-mana saat mendidih, tambahkan satu sendok makan mentega ke dalam air rebusan. Kentang tidak akan berubah warna ketika direbus jika anda memasukkan beberapa tetes cuka ke dalam air rebusannya.
  • Saat menggoreng kentang, jangan masukkan kentang berlebihan ke penggorenggan karena hasilnya kentang akan berminyak, basah dan tidak enak. Masukkan sedikit demi sedikit sehingga hasilnya sempurna.
  • Agar bawang cepat matang saat digoreng, tambahkan ½ sendok the garam ke dalamnya.
  • Jika anda memasak, mulailah dengan menumis bawang merah dan bumbu lain, terakhir baru tambahkan bawang putih. Ini untuk mencegah bawang putih tidak menjadi gosong dan menimbulkan rasa pahit pada masakan.
  • Masak tomat dengan panas rendah agar rasa manis yang dihasilkan tomat tidak hilang. Sebaliknya, jika memasak tomat dengan panas tinggi, tomat akan menjadi asam.

Nah,,,,Selamat mencoba

Krisis

Krisis??? Tidak!!!


Dunia kita sedang mengalami krisis dalam banyak hal. Krisis teladan berbuat baik sehingga banyak orang tak tahu bagaimana cara berbuat baik. Krisis pemimpin sehingga rakyat tidak percaya pada pemimpin bangsa. Krisis dalam dunia polotik, krisis dalam dunia pendidikan, krisis dalam hal perekonomian. Kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) yang ditingkah dengan kenaikan harga bahan pokok serta peristiwa bencana alam di beberapa tempat di tanah air, seolah menambah daftar panjang krisis di negara kita. Apa yang harus kita lakukan?


Surat 2 Timotius 3:1-9 sudah menjelaskan akan adanya akhir zaman. Semua keadaan yang kita alami saat ini sebagian besar sudah dituliskan dalam surat ini. Tuhan Yesus pun sudah mengigatkan akan adanya perang, sakit penyakit, gempa bumi, kelaparan (Matius 24:6-8). Artinya, Alkitab memang telah mencatat akan ciri-ciri krisis yang bakal terjadi di akhir zaman. Kita telah melihat apa yang terjadi sesuai dengan apa yang telah tercatat dalam Alkitab. Jadi, apa tindakan kita?


Apakah kita tidak peduli dengan semua keadaan itu. Toh aku sudah selamat. Jadi, mengapa aku harus pusing dengan keadaan orang lain? Tunggu dulu! Apakah kita benar-benar yakin bahwa kita sudah selamat? Yakinkah kita akan keselamatan bagi kita? Menurut Roma 10:9-10, keselamatan memang gratis dan otomatis. Syaratnya hanya percaya dan mengaku. Mudah sekali, bukan? Tapi yang menjadi masalah, benarkah kita selamat?


Keselamatan sesungguhnya harus di jaga (Filipi 2:12-13). Lalu, bagaimana cara menjaga keselamatan?
  1. Tak ada sungut-sungut maupun perbantahan (Filipi 2:14)
    Belajar bersyukur. Dengan demikian, kita tidak akan kecewa, sakit hati atau marah kepada siapa pun. Amsal 4:23 mengatakan:” Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”.

  2. Tak ada cela (Filipi 2:15)
    Pergaulan menjadi salah satu celah yang dapat membuat kita hidup dalam cela. Karena itu, kita perlu belajar memilih dan memilah teman-teman kita. Surat Paulus dalam 1 Korintus 15:33 dikatakan: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.

  3. Berpegang pada firman Tuhan (Filipi 2:16)
    Yang ini tidak bisa ditawar sama sekali. Dalam hidup, kita membutuhkan pedoman untuk menapaki jalan kehidupan yang dipenuhi dengan krisis di pelbagai bidang. Tanpa firman Tuhan, kita akan tersandung dan terjatuh. Jadikan firman Tuhan sebagai pelita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105).


Waktunya sudah sangat singkat. Kita perlu terus belajar untuk menjaga hidup kita seperti yang Tuhan inginkan. Seorang hamba Tuhan Watchman Nee berkata, Ijust wanna be like Jesus wants me to be....Apakah kita siap mengatakan hal ini? Bukan kehendak kita sendiri, melainkan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Dengan demikian, kita akan siap hidup dalam krisis. Bukankah Tuhan menjadi tempat pertolongan bagi kita?


Krisis akan ada. Tapi apakah kita akan hidup dalam krisis atau tidak, semua tergantung pada kita. Jangan biarkan kita hidup dalam krisis dan tidak dapat menjaga keselamatan kita. Dunia boleh bertambah buruk, tetapi di dalam Tuhan ada keselamatan kekal yang menjadi jaminan bahwa hidup kita akan menjadi lebih baik daripada hari kemarin. Tuhan memberkati.....

Senin, 21 Februari 2011

K.A.S.I.H

Kasih: Tidak Menyimpan
Kesalahan Orang Lain


Kasih tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain”
(1 Korintus 13 5b)

Tak dapat dihindari, ada kalanya kita bertemu atau mengenal dengan seseorang yang sangat menyebalkan. Saat itulah kekristenan kita sedang diuji. Bukankah selama ini orang Kristen dikenal karena kasih? Tapi apa itu berarti menjadi orang kristen, kita tidak pernah marah sama sekali? Tentu saja bukan itu yang dimaksudkan, bukan? Tuhan Yesus juga pernah marah karena ada orang berjualan di rumah Tuhan. Tuhan Yesus pernah marah pada ahli Taurat yang merasa diri mereka suci dan paling benar.

Marah, mungkin saja kita perlukan. Tapi, bukan pemarah, lho? Antara marah dan pemarah perbedaannya sangat besar. Pemarah itu tidak pernah melihat sgala sesuatu menjadi benar. Selalu saja ada yang dianggap salah dan menyebabkan si pemarah tidak suka. Akibatnya, ia marah lagi. Nah,,,itu pemarah.

Tidak pemarah juga tidak sama dengan menyimpan kesalahan orang lain. Ini kasus lebih gawat lagi. Sepertinya tidak masalah, namun ternyata orang ini malah menyimpan dendam pada orang yang menjengkelkan hatinya. Paulus katakan, kasih tidak pemarah. Tapi , kasih juga tidak menyimpan kesalahan orang lain.

Pada umumnya, orang yang marah dengan cepat bisa melampiaskan kekesalan hatinya. Setelah itu, dengan cepat semuanya selesai. Sepertinya tidak pernah ada masalah. Tetapi pemarah juga tidak asyik. Orang bisa-bisa tidak berani menyatakan pendapat karena takut pada si pemarah.

Sedangkan orang yang nampaknya biasa-biasa saja, bisa sangat berbahaya bila ternyata ia menyimpan kesalahan orang lain. Ingat peristiwa Kain membunuh Habel, saudaranya, kan? Kain menyimpan rasa sakit hati itu hingga ia tak dapat mengekang perasaannya lagi. Bunuh Habel, itu dianggapnya sebagai jalan untuk dapat melampiaskan kekesalan hatinya pada Habel.

Pribadi bernama Yusuf adalah teladan baik bagi kita untuk dapat mengekang kemarahan sekaligus tidak menyimpan kesalahan orang lain. Perhatikan apa yang terjadi pada Yusuf, ia dibenci saudaranya, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak dan akhirnya ia dijebloskan dalam penjara. Apakah Yusuf punya alasan untuk marah kepada saudaranya? Ada dong...Tapi Yusuf tidak mau ambil kesempatan untuk marah, maka iblis akan menungganggi kemarahan itu menjadi kebencian dan dendam kesumat (Efesus 4:26-27).

Sebaliknya, Yusuf tetap memilih untuk mengasihi saudaranya. Ia belajar untuk melihat bahwa segala sesuatu yang terjadi padanya sebagai rencana Tuhan atas hidupnya dan juga bangsanya (Kejadian 45:4-8 > “Tetapi sekarang,janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu”). Wow, Yusuf memandang masalah berat yang dihadapinya dari sudut pandang Tuhan. Itu yang membuat Yusuf tidak marah dan tidak menyimpan kesalahan saudara-saudaranya.

Ketika kita mengetahui ada orang yang tidak berbuat baik pada kita, apakah kita dapat melihat hal itu sebagai hal terbaik yang dipersiapkan Tuhan bagi kita? Mengasihi berarti memberikan semua yang terbaik meski tidak ada alasan bagi kita untuk berbuat baik.

Tuhan telah mengasihi kita tanpa syarat dan tanpa batas. Apakah kita bisa mengasihi sesama kita tanpa syarat dan batas juga? Ini adalah perintah Tuhan, ini bukan permintaan.

Inilah perintah yang kita terima dari Dia: Siapa yang mengasihi Allah, ia juga harus mengasihi saudara seimannya” (1Yohanes 4:21).


Jumat, 18 Februari 2011

Tips Hemat.....

Tips Mengatur Uang

Uang pasti merupakan salah satu masalah yang sering membuat kepala kita puyeng alias pisiiiing. Sepertinya semua serba kurang untuk membeli ini dan itu. Tapi kali ini mari kita belajar cara menggunakan uang kita dengan sebaik-baiknya. Berikut ini ada beberapa tips yang patut kita perhatikan dalam mengatur keuangan kita.

  1. Sebelum membeli sesuatu, pikirkan terlebih dahulu, apakah barang tersebut benar-benar kita butuhkan. Jika memang barang tersebut bukan kebutuhan yang mendadak atau sangat diperlukan, ada baiknya urungkan dulu niat belanja itu. Simpan uang tersebut untuk membeli sesuatu yang lebih penting.
  2. Untuk memulai rencana penghematan, kita harus membuat catatan seberapa banyak uang yang perlu kita keluarkan untuk kebutuhan dalam minggu atau bulan ini (sesuai jatah belanja kita), dan seberapa yang harus kita sisakan untuk ditabung (dikit juga gak apa-apa, yang penting bisa menabung) barangkali ada keperluan yang mendadak misalnya tiba-tiba jatuh sakit dll.
  3. Sebelum beli apa-apa, buat daftar belanjaan terlebih dahulu. Pilihlah barang dengan harga miring, jadi uang sisanya bisa dipakai untuk keperluan lainnya. Jangan terpengaruh dengan barang mahal atau jangan makan gengsi atau merek. Jaman sekarang ini banyak barang murang jg juga tidak kalah mutunya kok.
  4. Jangan tergiur dengan embel-embel barang diskon, yang tadinya tidak mau beli, ehhh malah jadi beli. Godaan barang diskon membuat sistem hemat kita makin kacau. Awassss jangan tergoda!
  5. Siapkan celengan. Tabunglah uang receh setiap hari atau setiap ada uang receng yang ngganggur alias tidak terpakai. Suatu saat sangat diperlukan lho.

Semoga tips di atas bisa membuat kita menjadi orang-orang yang pintar berhemat dan tidak boros.

GBU......

Banyolan wkwkwkwk

Tidak Dengar

Saat sedang mendengarkan firman Tuhan di Gereja, ibu Nina merasa terganggu dengan dua wanita yang duduk didepannya. Kedua wanita itu ngobrol terus selama pendeta sedang berkhotbah dan hal itu membuatnya tidak bisa mendengarkan firman yang disampaikan pendeta tersebut.

Karena tidak mau terganggu lebih lama, ibu Nita menepuk bahu salah satu wanita tersebut.

Maaf , ya, Bu,” katanya, “Saya tidak bisa dengar.”

Wanita menjawab dengan ketus,
Loh......, bagus donk kalau anda tidak dengar. Apapun yang kami bicarakan, bukan urusan anda dan ini rahasia! Anda tidak perlu dengar pembicaraan kami.”
wkwkwkwkwkwk.............




Gak Suka Nama Lia

Sepasang suami istri bertengkar hebat, cuma gara-gara anaknya diberi nama Lia oleh sang suami dahulu waktu lahir.

Mama : “Sudah aku bilang dari dulu, jangan diberi nama 
             Lia anak kita.”

Papa : “Kenapa......?”

Mama : “Aku jadi stres, para tetangga kita disini 
             semua selalu memanggilku...
             itu..........mamalia..........mamalia..........”

xixixixixixixi..............

Migren (sakit kepala sebelah)

Migren


Kata migrain sendiri berasal dari perkataan Yunani, hemikrania, yang berarti “separo kepala”. Seperti yang selama ini dikenal awam, migren memang kerap muncul di satu sisi kepala. Sekali muncul di kanan ya di kanan saja, kalau nongol di kiri, ya terus kiri. Dari kata hemikrania itu kemudian berubah menjadi migrain (migraine).


Ada dua macam migren: migren biasa dan migren klasik. Migren biasa terjadi secara perlahan-lahan, mengakibatkan denyut nyeri yang dapat berlangsung selama 2-72 jam. Sering berpusat di pelipis atau di belakang telinga. Migren klasik sama dengan migren biasa, tetapi biasanya didahului dengan gejala seperti “aura” (perasaan aneh), yang bisa saja berupa gangguan berbicara, atau kelemahan dan gangguan penglihatan. Namun, gejala paling umum yang sering terjadi adalah mata sulit melihat dengan jelas. Lamanya gangguan pada penglihatan ini macam-macam, ada yang cuma beberapa detik, ada juga yang beberapa jam, kemudian lenyap.



Serangan migren sebenarnya dapat dicegah terutama jika kita tahu atau berhasil menemukan pencetusnya sehingga dapat menghindarinya.



Obat-obatan alami pun banyak yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi maupun menggantikan obat kimia. Obat-obatan alami pengusir migren yang bisa dijajal khasiatnya antara lain rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb.), pegagan (Centella asiatica L. Urban), dan daun ginkgo (Ginkgo biloba L.). Pada anak-anak rimpang jahe ini sangat membantu pengobatan migren, karena sifatnya yang tidak toksik.



Cara memanfaatkan herbal yang satu ini tidak sulit. Cukup ambil serbuk rimpang yang telah dikeringkan. Untuk orang dewasa dan anak-anak diatas enam tahun, gunakan dosis serbuk 0,5 g untuk sekali minum. Agar lekas sembuh, ramuan sebaiknya diminum 2-4 kali sehari.

Kamis, 03 Februari 2011

Bagaimana harus bersikap

Influencing
Without Oppression


Di dalam sebuah kapal pesiar mewah yang membawa penumpang dari berbagai negara sedang mengalami musibah di tengah perjalanan, maka sang kapten dengan sigap memerintahkan anak buahnya agar memerintahkan seluruh penumpang untuk mengenakan pelampung dan menerjunkan diri ke laut. Tak lama kemudian anak buah kapal tersebut kembali sambil mengeluh, bahwa tidak ada penumpang yang mengindahkan perintahnya.


Tanpa banyak membuang waktu, maka sang kapten segera turun tangan melakukan tindakan sendiri. Tak lama kemudian kembalilah sang kapten dengan wajah berseri. Maka bertanyalah anak buahnya, apa yang sudah dilakukan oleh sang kapten sehingga seluruh penumpang menaati perintahnya. Jawab sang kapten,'ketika saya berbicara kepada penumpang berkebangsaan Inggris, saya katakan bahwa terjun ke laut tersebut merupakan suatu olahraga, kepada orang Jerman saya katakan bahwa ini suatu perintah. Khusus terhadap orang Perancis, saya katakan bahwa sikap ini sangat disukai wanita. Sedangkan kepada orang Itali saya mengatakan bahwa hal tersebut melanggar hukum dan akhirnya kepada orang Rusia saya katakan bahwa ini merupakan kegiatan revolusioner'. Setelah terdiam sejenak, kembali anak buahnya bertanya bagaimana cara menangani orang Amerika. Sang kapten menjawab,'Gampang saja, saya katakan bahwa dengan terjun ke laut maka dia akan mendapatkan asuransi'.


Sebenarnya cerita diatas hanyalah sebuah lelucon, namun kita dapat mengambil maknanya dengan pembelajaran secara efektif sebuah komunikasi untuk dapat mempengaruhi orang lain.


Yang dilakukan oleh sang kapten mudah sekali, dia cukup mengenali cara komunikasi yang bagaimana yang disukai oleh setiap orang. Dan oleh karena menyentuh perasaan yang mendengar, maka apapun yang dikatakan oleh sang kapten dipercayainya.


Dalam setiap kali dua orang terlibat dalam suatu hubungan, yang satu akan berperan sebagai pemimpin, sedangkan yang lain akan menjadi pengikut. Kalau kita mengambil posisi sebagai pemimpin, maka sikap dan emosi orang lain akan tergantung sepenuhnya pada sikap dan emosi kita.


Jadi dalam berhubungan dengan orang lain, kita akan selalu melihat sikap kita sendiri terpantul kembali dalam perilaku orang lain layaknya sebuah cermin. Begitu juga apabila kita berbicara dengan raut penuh kepercayaan diri serta penuh kewibawaan maka orang lain ikut dipenuhi kepercayaan diri seperti kapasitas yang kita miliki. Kalau kita menginginkan agar orang lain menyukai kita, tunjukkanlah bahwa kita yakin akan menang.


Jangan lupa, apabila kita menaruh keyakinan pada diri sendiri dan bertindak seakan-akan kita yakin dengan diri sendiri, maka orang lain juga akan menaruh keyakinan pada diri kita.


Kemampuan yang harus kita miliki dalam membangun hubungan dengan orang lain adalah:
  1. Attitude
    Sikap positif kita dalam berinteraksi, mulai dari penampilan luar, bahasa tubuh kita sampai kepada kewibawaan kita sebagai 'leader' dalam interaksi tersebut.
  2. Assertiveness
    Memiliki kemampuan untuk berbicara dengan ketulusan serta pemahaman terhadap perasaan orang lain, agar masing-masing pihak merasakan manfaat serta memperoleh kepuasan dalam hubungan tersebut.
  3. Attention
    Menaruh perhatian terhadap 'kesenangan' lawan bicara kita serta perhatian pada semua isi percakapan lawan bicara kita dan tidak memberikan penilaian apapun ataupun mengukur kesalahannya dalam interaksi tersebut.
  4. Attractiveness
    Isi ceritera yang kita sajikan menarik, sehingga membuat lawan bicara kita tertarik untuk mendengarkan. Bila perlu dramatisir idea kita.
  5. Answer
    Miliki kesabaran untuk menanggapi semua feed back, dan hindari untuk berargumen.
  6. Action
    Pada akhirnya kita akan menyaksikan tindakan nyata yang dilakukan oleh lawan bicara kita seperti yang kita harapkan.

Psikologi Wanita

Kasih Ibu
(Dra. Srisiuni Sugoto, M.Si.)

Kalau kita pernah sekolah di Taman Kanak-kanak di indonesia, umumnya kita pernah menyanyikan lagu ini, “Kasih ibu, kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.” Lalu bagaimana dengan kejadian ibu An, Bandung, yang membunuh ketiga anaknya dengan dibekap. Berdasarkan tulisan Yenti Aprianti (Kompas, 21 Juni 2006), An telah diperiksa psikolog dan menunjukkan kesan paranoid (perasaan takut yang berlebihan) akut dan depresi. An adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan lebih dekat dengan ayahnya dibandingkan ibunya seorang dokter yang sibuk. An lulus dari Jurusan Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1999.

Menurut Iwan Hilmansyah, salah satu pengacara An, ibu yang pendiam ini, mudah putus asa, tidak percaya pada kemampuannya, dan perfecsionis. Sikapnya itu diperlihatkan saat mengasuh ketiga anaknya. Ia berharap ketiga anaknya dimasukkan kesekolah yang paling baik, sedangkan suaminya ingin anaknya dimasukkan ke sekolah yang sederhana. An juga merasa bahwa di dekatnya, anak-anaknya sering sakit dan tidak gembira. Sementara jika dekat suaminya dan keluarga lainnya, anak-anak tampak ceria.

Menurut tetangga, An pendiam dan jarang bersosialisasi. Menurut informasi, sejak anak ketiganya lahir An malas mandi. Kadang-kadang dia tidak mandi selama dua sampai tiga hari. Suami An bergaji sekitar Rp 1,8 juta per bulan. Suami An yang tengah kuliah di jenjang S2 Studi Pembangunan ITB itu pernah meminta bantuan mengontrak rumah kepada Sekretaris Yayasan Pembina Masjid, tempatnya bekerja. Hasil persidangan membebaskan An karena dianggap 'sakit jiwa' sehingga tidak dapat diminta pertanggujawabannya.

Beberapa bulan kemudian, seorang ibu di Malang membunuh anak-anaknya, setelah itu ia bunuh diri (Kompas, 12 Maret 2007). Kasus ini terjadi diduga karena masalah ekonomi, tetapi dibantah oleh suaminya. Anaknya sekolah di sekolah swasta dengan uang sekolah diatas rata-rata dari sekolah biasa lainnya, itupun menurut pihak sekolah, mereka telah memberi keringanan dalam pembayaran uang sekolah. Kasus pembunuhan ibu terhadap anaknya juga terjadi di negara-negara lain, seperti Malaysia, India, Belanda, dll.

Apakah penyebab terjadinya dua kasus ini karena masalah ekonomi? Apakah jika keadaan ekonomi keluarga sangat baik, maka dipastikan tidak ada masalah? Jawabannya tentu tidak. Kalau hanya faktor ekonomi sebagai satu-satunya penentu tidak terjadi masalah dalam keluarga, mengapa ada pasangan yang sangat kaya bercerai?, dan mengapa ada kekerasan dalam rumah tangga?, dan mengapa banyak anak-anak yang menyimpang perilakunya berasal dari keluarga kaya?.

Tidak setiap perempuan 'siap' untuk menjadi ibu, karena sebagai seorang ibu, mau tidak mau tidak dapat memfokuskan pada kepentingan dirinya sendiri (egois), tetapi juga mesti membagi perhatiannya terhadap suami, anak-anak, dan keluarga besarnya. Seperti yang berulang-ulang saya pernah tuliskan, bahwa jika kita tidak siap secara psikis atau mental menjadi seorang ibu maka lebih baik kita tidak mempunyai anak, karena kita akan menambah jumlah individu yang bermasalah dalam dunia.

Berdasarkan dua kasus ibu tersebut, kita dapat ikut merasakan kegalauan yang dirasakan sebelum mereka melakukan pembunuhan tersebut. Kalau boleh saya menduga, sepertinya ada perbedaan persepsi antara suami dan istri tentang cukup dan tidak cukup terhadap masalah keadaan ekonomi keluarga yang berdampak terhadap pendidikan anak. Suami menganggap bahwa keadaan ekonomi keluarga cukup dan cukup pula untuk menyekolahkan anak di sekolah yang sederhana, sebaliknya istri menganggap ekonomi keluarga mereka tidak cukup sehingga tidak sanggup menyekolahkan anak ke sekolah yang paling baik.

Sebelum pernikahan, sebaiknya selain memeriksakan kesehatan fisik maka juga perlu dipertimbangkan kesehatan psikis masing-masing pasangan. Pada saat berpacaran, jika masing-masing pihak telah mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam karakter pasangannya, maka mereka perlu memprediksikan apakah setelah mereka menikah, mereka juga sanggup menerima dan memahami karakter pasangannya tersebut. Persiapan ini diharapkan tidak memunculkan penyesalan setelah pernikahan karena tidak tertutup kemungkinan memicu terjadinya perceraian.

Selain itu, perbedaan persepsi terhadap sesuatu, selalu dikomunikasikan untuk mencari titik temu yang disepakati dengan hati yang damai sejahtera, tanpa ada perasaan dari salah satu pihak yang dikalahkan. Mengkomunikasikan perbedaan persepsi dengan melandaskan pada solusi menang-menang bagi kedua belah pihak dapat mengurangi pertengkaran selama berpacaran dan pernikahan. Hal itu dimungkinkan terjadi kalau ada pengendalian emosi yang matang dari masing-masing pasangan.

Saya tidak tahu bentuk komunikasi dalam dua keluarga tersebut, karena kalau dilihat kedekatan anak-anak dengan ayahnya, maka dapat dibayangkan mereka adalah tipe ayah yang menyayangi anak-anaknya. Pertanyaannya, apakah mereka juga mampu memahami perasaan-perasaan istrinya yang sedang 'sakit'? Dengan latar belakang pendidikan yang baik, sebetulnya suami dapat lebih sensitif terhadap perubahan-perubahan tingkah laku yang ditampilkan oleh istrinya. Bukannya saya menyalahkan pihak suami, sama sekali tidak, karena itu bukan wewenang saya sebagai manusia. Kalaupun kita telah mengetahui ada sesuatu yang 'tidak beres' dengan pasangan kita, maka langkah pertama yang mesti kita ambil adalah menyelamatkan anak-anak kita, supaya kedua kasus tersebut tidak terulang dan terulang lagi.

Saya telah merasakan menjadi seorang ibu. Saya selalu belajar dan belajar untuk dapat menikmati peran saya sebagai ibu dalam setiap perilaku yang ditampilkan anak saya. Saya bukanlah ibu yang sempurna, karena ternyata sebagai psikolog, saya menyadari bahwa saya juga mengalami 'kesalahan' dalam mengasuh anak tunggal saya. Hanya saya selalu menganggap bahwa bagaimanapun keadaan anak saya, ia adalah anak pemberian Tuhan yang mesti saya didik, sayangi, dan menerimanya sebagaimana adanya.

Mungkin saya dapat berprilaku seperti ini, karena saya juga mempunyai seorang ibu yang sangat menyayangi saya dan dua kakak perempuan saya. Saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan karena telah memberi mami dan almarhum papi yang sangat luar biasa bagi kami anak-anaknya.

Kalaupun diantara kalian, ada yang tidak mempunyai ayah dan ibu yang peduli dengan anak-anaknya, segera ambil keputusan untuk minta belas kasihan Tuhan supaya mampu mengampuni mereka karena mereka mungkin tidak mempunyai pengalaman disayangi oleh kedua orangtuanya. Kemudian mengintrospeksi diri tentang cara kita sebagai ibu dalam mendidik anak-anak kita, maka kita telah mampu memberi kasih sayang dan disiplin secara seimbang kepada anak-anak kita.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kita dapat menikmati kebersamaan dengan anak-anak kita. Thomas Carlyle mengatakan, “Who is it that loves me and will love me forever with an affection which no chance, no misery, no crime of mine can do away? It is you, my mother.”Tuhan memberkati.


Makasih ma....atas segala perjuangan,kasih dan kebaikanmu terhadapku selama ini....
Maaf kalau selama ini ada dari sikap maupun perkataan saya yang menyakitkan hati mama.........
Sekarang sayapun telah menjadi seorang ibu, tau bagaimana susahnya perjuangan mengandung selama 9 bulan, bagaimana sakitnya melahirkan, dan saat ini mengerti bagaimana merasa sedihnya ketika anak kita sakit atau kurang baik dalam pendidikannya, ataupun tidak manut terhadao orangtuanya.....
Beribu-ribu kata penyesalan yang ingin saya utarakan ke mama......
Dan beribu-ribu rasa syukur kepada Tuhan karena telah memberikan saya sosok mama yang baik......
Saya berdoa agar mama sehat selalu, panjang umur dll......Amiiin (bertha)




Tips OK

Mengusir Sakit Kepala 
Tanpa Obat


Hampir setiap orang pernah merasakan nyerinya sakit kepala. Apapun jenis sakit kepala yang anda derita pasti bisa diatasi dengan beberapa langkah tepat tanpa obat. Kalaupun tidak bisa hilang sama sekali, setidaknya nyeri yang ditimbulkan sakit kepala bisa dikurangi.

Cara-cara di bawah ini bisa anda pilih:


  • Rileks

    Karena terbukti bahwa banyak sekali sakit kepala timbul lantaran ketegangan yang berkaitan dengan tekanan kehidupan sehari-hari, beberapa dokter menyarankan penderita untuk berbaring selama 20 menit untuk mengatasinya.

  • Ubahlah kebiasaan makan

    Faktor nutrisi dipercaya ikut andil cukup besar terhadap terjadinya migren. Deretan makanan 'jahat' itu adalah anggur merah, alhohol (penyebab migren paling umum), coklat, keju yang mengandung tyramine, sosis hasil prosesan seperti hot dog (bahan makanan ini mengandung nitrit), dan makanan-makanan yang ditaburi MSG (monosodium glutamat alias vetsin).

  • Pelihara konsistensi gaya hidup

    Jika menderita 'sakit kepala akhur pekan', anda mungkin perlu mengevaluasi ulang gaya hidup anda. Kebanyakan ahli percaya, penyebab nyeri ini akibat perubahan terlalu radikal dari gaya hidup.

  • Batasi kafein

    Apakah anda terbiasa mengkonsumsi minuman berkafein? Jika begitu, anda mungkin mengalami sakit kepala akibat kafein. Senyawa ini bersifat adiktif; makin banyak tubuh menerima makin banyak ia diperlukan. Sakit kepala sebagai dampak kafein paling sering terjadi setelah bangun pagi.

  • Bekerja dalam tingkat emosi yang sehat

    Orang yang mengalami depresi, cemas, dan frustasi lebih banyak yang gampang terserang sakit kepala ketimbang yang merasa senang, sukacita, dan secara umum menyukai kehidupannya.

  • Olahraga

    Cara ini termasuk moderat, tapi olahraga rutin (15 menit per hari, 4 hari per minggu) mampu membebaskan sakit kepala untuk banyak orang. Jalan, jogging, dan olahraga aerobik lain menambah aliran oksigenke otak dan kemudian menyembuhkan sakit kepala paling bandel sekalipun.


Naaaaah selamat mencoba.......
Smoga yang sering-sering kena sakit kepala bisa sembuh.......
Makasih,,,,,,,GBU ALL



  



TIPS....

Menghadapi si Pemarah 




Berikut ini adalah tips bagaimana menghadapi pasangan atau suami yang cepat marah, pemarah atau temperamental. Tips ini pula akan membantu anda bersabar sekaligus mengubah sifat pemarahnya perlahan-lahan mereda.

  1. Saat ia marah, dengarkan dia dan tunjukkan bahwa anda serius menanggapi celotehnya.
  2. Jangan membantah atau menyela di saat ia sedang berbicara terlebih disaat nada suaranya masih tinggi.
  3. Menangis bukanlah cara yang baik menghadapi seorang pemarah, tetapi pandangan yang penuh cinta dapat menusuk hati pasangan anda. Menurut survei, pandangan penuh cinta membuat pasangan anda tidak memperpanjang celotehnya.
  4. Setelah ia berhenti berceloteh, dekati dia dan minta maaflah (meskipun terkadang pasangan atau suami andalah yang bersalah).
  5. Setelah dia berdiam diri, anggap bahwa kejadian barusan tidak pernah terjadi. Tawarkan minuman atau makanan kesukaannya.
  6. Jangan membahas apapun yang bisa membuat ia stress. Ajak ia bercerita hal-hal ringan. Jika ia tipe pemarah berjangka waktu panjang, berdiam diri itu lebih baik.
  7. Saat ia mulai mengajak anda ngobrol dan sepertinya amarahnya mulai mereda, menyanjung dan memujinya adalah prolog obrolan yang tepat. Kemudian, sedikit pelukan dan kecupan sayang mampu mendinginkan amarah yang 'masih panas'.
  8. Selalu tunjukkan bahwa anda menerima dia apa adanya. Sambil berdoa untuk perubahannya, jangan lupa untuk terus menunjukkan kesabaran anda menghadapinya.


Ketahuilah bahwa tidak ada yang tidak dapat kita selesaikan jika kita ada di dalam Tuhan. Selamat mencoba.  

God Bless........   

Senyum Donk

Menjadi Seorang Istri 




Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."

Tuhan pun mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap kesekolah. Lalu ia mengumpulkan dan memasukkan  baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak. Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring-piring kotor. Lalu ia haus pergi membayar tagihan listrik dan telepon. Pulang dari bank, ia menyetrika baju. Sore harinya ia menyiram tanamandi halaman, kemudian memandikan anak-anak, kemudian membantu mereka mengerjakan PR. Malam harinya ia kelelahan dan tidur terlelap.

Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi." Tuhan menjawab: "Bisa saja, tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."

Hahahahahahaha
GBU ALL 

Rabu, 02 Februari 2011

Sexy????

Sensual Or Sexy
(Indayati Oetomo)



Sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna tentunya masing-masing kita pasti memiliki keunikan, baik pria maupun wanita. Demikian juga cara pandang kita masing-masing juga memiliki perbedaan. Dari judul diatas kita dapat memperkirakan bahwa kita diajar bagaimana mempergunakan sudut pandang kita dalam melihat sesuatu. Begitu juga perbedaan pandangan seorang wanita terhadap pria dan juga sebaliknya. Dan sekaligus mengajarkan kita untuk menjaga citra diri kita agar konotasi orang terhadap kita juga tidak negatif.

Dengan berkembangnya ilmu pegetahuan serta pesatnya informasi justru membuat manusia semakin mudah menentukan untuk bagaimana bersikap. Namun pada sisi yang lain dengan pesatnya informasi ini kita juga bertanya mengapa justru saat ini angka perceraian semakin meningkat kalau dibandingkan dengan zaman dahulu? Jawabannya adalah, semakin kita mengerti banyak tentang nilai-nilai kehidupan serta hubungan antar manusia tidak jarang banyak orang malah mengetengahkan egonya untuk mencari pembenaran sikap masing-masing yang dihubungkan dengan pengetahuan yang didapat. Misalnya, banyak pria yang menilai bahwa pasangannya tidak seperti idealisme wanita yang diajarkan oleh para pakar, begitu juga wanita tidak mendapatkan pria yang se-ideal seperti yang banyak didiskusikan. Sehingga akhirnya mereka tidak pernah bisa melihat sisi positif pasangannya, mereka hanya melihat kekurangan dan menuntut pasangannya untuk berubah menurut keinginan diri sendiri, padahal harus kita sadari bahwa tidak pernah ada manusia yang sempurna layaknya dalam teori mengenai hubungan antar manusia.

Seharusnya cara belajar yang efektif untuk meningkatkan diri adalah dengan mengembalikan semua pengetahuan yang kita pelajari kepada diri kita sendiri dengan melakukan introspeksi sudahkah kita menjadi pribadi yang ideal bagi orang lain dan bukannya kita menuntut orang lain yang harus ideal. Paradigma tersebut yang harus dirubah dalam kita menjalani hidup ini.

Kembali pada pembahasan topik diatas, kaum wanita tentunya mempunyai pendapat khusus tentang bagaimana kriteria pria yang didambakannya, sehingga konotasi sensual atau sexy untuk masing-masing pendapat pasti berbeda. Kalau mereka menjumpai seperti yang diharapkan pasti mereka menyebutnya “dia pria yang sexy menurut saya”.

Pada umumnya wanita akan menyebutkan “dia pria sexy” bila memiliki sikap-sikap sebagai berikut:

  • AFFECTION

Hampir semua wanita mendambakan ungkapan cinta kasih/pengasihan dari pria setiap kali berjumpa, misalnya dengan memberikan hug (pelukan), pujian serta perhatian pada hal-hal yang kecil. Karena pada dasarnya semua wanita mendambakan perlindungan dan rasa aman dari pria misalnya, dengan memiliki tubuh kekarnya, maka wanita merasa terlindungi. Affection merupakan alat perekat yang mutlak bagi keharmonisan suatu hubungan.


  • CONVERSATION

Saat pacaran biasanya pria dan wanita bisa melakukan pembicaraan secara intens yang tidak pernah putus, seolah-olah tidak ada habis-habisnya topik yang diperbincangkan setiap saat, dan masih juga dilanjutkan dengan pembicaraan per tilpun sampai betah berjam-jam. Tetapi mengapa setelah menikah banyak pria jadi pendiam dan tidak tertarik dengan topik pembicaraan yang dilakukan oleh pasangannya? Masalahnya mereka satu dengan yang lainnya tidak menyiapkan waktu cukup untuk bisa berbincang-bincang, bahkan kecenderungan masing-masing memaksakan topik yang disukainya. Dari sudut pandang wanita sangat mendambakan pria yang mau mendengarkan topik pembicaraanya, namun sebaliknya pria lebih asyik menceritakan tentang hobbynya sendiri bahkan cenderung mendominasi dengan cerita 'akunya'. Jalan keluar untuk dapat melakukan perbincangan yang dapat saling mengisi adalah menyiapkan waktu khusus berdua dengan suasana santai dan kedua belah pihak hendaknya dapat memahami topik kesukaan masing-masing. Disinilah masing-masing dituntut untuk suatu proses peningkatan diri secara terus-menerus.



Selasa, 01 Februari 2011

Artikel

Menikah atau Tidak Menikah



Para peneliti di Amerika mengatakan bahwa orang yang telah menikah adalah orang yang paling bahagia, sehat, dan hidup lebih lama. Sedangkan pernikahan yang buruk akan berubah menjadi lebih baik. Apakah kita percaya begitu saja dengan hal ini?” Ketika anda menikah maka anda ingin mengetahui rahasia hidup lebih lama, hidup sehat, mencari uang, dan melakukan hubungan suami istri yang paling indah,” kata seorang ilmuan Amerika. Namun ia kembali menambahkan,”Pernikahan yang buruk akan berubah lebih baik jika diakhiri dengan perceraian. Hal ini menguntungkan kedua belah pihak.” Begitu jelas bahwa pernyataan ini sangat bertentangan dengan Firman Tuhan, karena Tuhan tidak pernah menginginkan terjadinya perceraian di dalam rumah tangga anak-anak yang dikasihi-Nya.
  

J. Waite dan Maggie Gallagher menulis sebuah buku yang membahas masalah dalam pernikahan. Mereka menjelaskan mengapa orang yang menikah itu lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih baik dalam keuangan mereka. Dalam buku itu mereka menuliskan bahwa pernikahan itu baik, tetapi perceraian itu buruk. Tentunya kita setuju dengan Waite da Maggie, bahwa pernikahan itu baik (Pengkhotbah 4:9) dan perceraian itu buruk (Matius 19:6 ;1 Korintus 17:6). Tetapi menikah bukan berarti habis masalah atau tanpa masalah. Justru dalam pernikahan itu ada banyak masalah baru yang mengajarkan kita hal-hal baru sebagai seorang istri.


Seperti kata Cathy, seorang guru taman kanak-kanak, “Saat menikah saya dihadapkan pada sebuah masalah yang membuat saya stres. Namun dari masalah itu saya belajar bagaimana menjadi seorang istri yang bijak. “Atau seperti kata Anne, seorang wanita karir, “Saya benci jika suami saya memaksa saya untuk mengurus anak-anak saya tanpa bantuan babysitter. Daripada terus bertengkar, saya harus mengorbankan setengah waktu kerja saya untuk mengurus anak-anak. Namun sejak saat itu saya belajar bahwa betapa bahagianya saya menjadi seorang ibu yang bisa membesarkan anak-anak saya dengan didikan saya.”


Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Harvard University Press bahwa para kaum wanita di Amerika pada umumnya tidak setuju dengan ide yang mengatakan bahwa pernikahan itu menggambarkan betapa bahagianya seorang pria atau wanita ketika mereka masuk ke dalam 'zona' ini. Opini yang sama pun dikemukakan oleh Tuhan di dalam Firman-Nya bahwa pernikahan itu Ia ciptakan untuk kebahagiaan manusia. Manusia akan merasa kesepian jika ia hidup sendiri. Namun ketika ia menikah maka ia memiliki rekan untuk berbagi dalam segala situasi, baik suka maupun duka (Kejadian 2:8-24 ; 48:4).


Di Amerika, menurut penelitian Jim Killam, 77 % pasangan suami istri menyatakan bahwa pernikahan mereka “sangat tidak bahagia.” Tetapi lima tahun kemudian persentase ini berubah bahwa 77 % pasangan suami istri yang tadinya menyatakan pernikahan mereka sangat tidak bahagia akhirnya menyatakan bahwa mereka “Lumayan” bahagia. Tentunya tahun-tahun berikutnya mereka akan masuk ke dalam pernikahan yang “Sangat bahagia.” Mengapa bisa terjadi perubahan yang positif dalam hubungan mereka? Yah, karena mereka belajar untuk hidup berumah tangga sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Tuhan.
  • Hai Suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (Efesus 5:25).
  • Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan (Efesus 5:22).
  • Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula istri terhadap suaminya (1Korintus 7:3).
  • 1 Korintus 7:1-16; Efesus 5:22-33, dan banyak ayat lainnya di dalam Alkitab yang membahas bagaimana seorang istri atau suami bersikap dalam hidup rumah tangga.

Banyak dari antara kita berpikir bahwa melajang itu adalah aib dan menikah itu adalah kebahagiaan. Namun sesungguhnya kedua hal tersebut adalah baik bagi kita. Yang jelas perjalanan hidup kita ada di dalam rencana Tuhan. Jika saat ini ada diantara kita yang belum menikah, jangan pernah berpikir bahwa menikah adalah jalan keluar untuk mencapai kebahagiaan itu. Jangan juga berpikir bahwa menikah itu adalah 'zona' dimana kita menambah permasalahan baru. Mari kita berpikir lebih posiif. Mari kita renungkan Firman Tuhan di dalam 1 Korintus 7:1-16. Menikah atau tidak menikah adalah pilihan dan juga keputusan. Menikah atau tidak menikah sama-sama bahagia, jika kita memang memilih demikian.


Jangan memaksa diri untuk menikah karena takut dibilang perawan tua. Jangan juga memilih bercerai karena merasa tidak tahan dengan sikap suami. Namun pada dasarnya Tuhan selalu menganugerahkan kebahagiaan bagi kita yang menikah maupun yang belum menikah.



Makaci.......God Bless.......

Tips Sukses Pasangan


Hal Yang Patut dan Tak Patut Diucapkan
Kepada Pasangan Anda


Hal Yang Patut Diucapkan

Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang (Amsal 16:24)

  1. Apapun yang terjadi, aku akan menjaga pernikahan kita”
  2. Ada yang bisa aku bantu?”
  3. Aku terima kamu apa adanya”
  4. Aku mengerti......”
  5. Mari kita bicarakan sama-sama”
  6. Tindakanmu mungkin berlebihan tetapi aku mengerti alasanmu”
  7. Maaf”
  8. Aku peduli padamu”
  9. Aku mencintaimu setiap hari”
  10. Aku akan selalu ada setiap kali kamu membutuhkanku”
  11. Aku senang bersamamu”
  12. Mungkin aku tidak sempurna, tapi aku akan melakukan yang terbaik”
  13. Tidak apa-apa. Aku memaafkanmu”
  14. Kamu pendamping hidup yang luar biasa bagiku”
  15. Terima kasih telah menjadi cinta dalam hidupku”
  16. Wah, kerja kamu mengagumkan”
  17. Kamu sangat istimewa bagiku”
  18. Terima kasih telah menerima aku apa adanya”
  19. Aku kangen kamu hari ini”
  20. Tanpamu, aku rasa hidupku belum lengkap”
  21. Doakan aku”
  22. Engkau anugerah terindah dalam hidupku”
  23. Setiap pagi selalu indah ketika aku membuka mata dan melihatmu ada disisiku”
  24. Beruntung sekali aku bisa menikah denganmu”

Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan oleh karena buah perkataan” (Amsal 12:14)

Hal Yang Tak Patut Diucapkan

  1. Entah mengapa aku harus bertahan menikah denganmu”
  2. Urus saja masalahmu sendiri”
  3. Kamu selalu saja begitu”
  4. Kamu pikir kamu siapa?”
  5. Kamu payah”
  6. Kamu pikir, kamu yang paling benar?”
  7. Aku tidak sanggup melakukan banyak hal hanya untuk menyenangkan kamu setiap hari”
  8. Katanya kamu mencintaiku. Yah, buktikan dengan sikapmu”
  9. Apa sih yang ada di kepalamu?”
  10. Kan sudah aku bilang jangan.....”
  11. Kamu ini kenapa sih?”
  12. Tindakanmu bodoh sekali!”
  13. Kalau tidak suka, pergi saja!”
  14. Kalau aku maunya begini, kamu mau bilang apa? Heh!”
  15. Kamu tidak berpikir pakai otak yah?”
  16. Terserah, aku tidak mau tahu lagi”
  17. Itu bukan salahku. Itu salahmu”
  18. Kamu taunya cuma ngomel dan mengeluh saja”
  19. Kamu persis seperti.......”
  20. Aku pantas membalasmu seperti itu”
  21. Tidak bisakah kamu sekali-kali bertindak benar?”
  22. Aku muak dengan sikapmu”
  23. Terserah aku mau lakukan apa. Bukan urusanmu!”
  24. Siapa suruh kamu menikahiku”
  25. Pergi saja dengan omong kosongmu itu”
  26. Kamu seperti monster dalam hidupku”
  27. Sialnya aku menikah denganmu”


............Demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan”
(Pengkhotbah 5:2)